Lama sudah tidak menulis di blog ini, hahaha…blog ini emang campur aduk, ya semua yang ada di uneg- uneg ku, ku coba untuk kutuangkan disini #emang air dituang# -_-
Ujian
Akhir Nasional? Ehmm mungkin dari judulnya agak berat di dengar ya, tapi disini
penulis hanya sekedar ingin curhat tentang pengalaman pribadi dan apa yang
pernah di dengar ataupun dilihat tentang serba- serbi UAN :D
Semua
yang sudah pernah sekolah pasti pernah merasakan derita menghadapi UAN :D ,
semua murid dan juga guru berusaha sekuat tenaga agar bisa sukses menghadapi si
UAN ini. Heemm bayangkan saja, hampir 3 tahun melaksanakan kegiatan
pembelajaran, nasib lulus atau tidaknya kita ditentukan selama 2 jam x 3 hari,
itupun hanya terdiri dari 3 mapel, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
Matematika (kalau yang tahun sekarang masih samakah?) Kalau di SD sih Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika. Apakah tiga mapel tersebut adalah standar kecerdasan seseorang?? Lalu
bagaimana dengan teori otak kanan dan otak kiri? :D
Dulu
ketka aku masih kelas 3 SMA, jam belajar begitu padat. Jam pembelajaran di
sekolah dimulai pada pukul 06.10 WIB, jadi kita berangkat dari rumah ditemani
si embun yang masih wara- wiri kesana kemari (saking paginya) dan diakhiri pada
pukul 13.30 WIB, eiitzz setelah itu para siswa tidak enak-enakan pulang dan
beristirahat di rumah, aku masih harus mengikuti les diluar sekolah dari jam
14.30- 17.30 begitu juga teman-temanku yang lain. Setelah pulang ke rumah masih
harus belajar untuk persiapan esok paginya. Jadi seharian hanya diisi dengan
belajar, belajar dan belajar, sampai panas ini otaknya. (tapi walaupun gitu,
aku juga gak tambah pinter -_-).
Yang
menurutku paling lucu, dulu ketika kita masih kelas di bawah VI SD, III SMP
atau III SMA, setiap guru selalu berkata : “percayalah
pada kemampuan kalian sendiri, tidak usah bertanya pada teman yang lain, belum
tentu jawaban teman kalian itu benar.”
Tapi
ketika mendekati pelaksanaan UAN, seorang guru akan berbicara kepada murid yang
kurang pintar : “besok kalau kamu gak
bisa, Tanya pada teman lain ya.” Dan sebaliknya akan berkata seperti ini
pada murid yang lebih pintar : “besok
temen-temen yang kira kira gak bisa, dikasih tau ya.”
Hehhee.. jadi maksud antara kalimat yang paling atas dengan dibawahnya, apa ya? :D (kerjasama?? Bagus dehh tapi kenapa gak dari dulu aja diperbolehkan kerjasama saat ujian?? Jadi kan enak #ngarep deh# ), namun dibeberapa kasus ada juga seorang guru yang memberikan/ melempar jawaban kepada murid- murid, untuk disebarluaskan tentu tanpa sepengetahuan pengawas ujian. (jadi mungkin saja pak guru/ bu guru ini masih kurang percaya diri dengan kemampuan murid, walaupun sudah ditempa dengan berbagai macam latihan soal-soal) tapi menurutku sebenarnya niatnya baik, karena guru ini tidak mau murid-muridnya nilainya jelek, dan nama sekolah ikut terpuruk. Jadi kalau seperti ini apanya yang salah ya? Apakah UAN memang tidak efektif?? atau perlu dikaji kembali? Atau katakan tidak untuk UAN dan biarkan nilai rapor yang berbicara?? Hehhe.. entahlah penulis juga semakin bingung, jangan ditiru ya,, tukang kritik tapi tidak bisa memberi solusi berarti. Sekian tulisan ini, sampai jumpa di tulisan berikutnya.. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar