Tulisan
ini hanyalah sedikit curahan dari hati yang paling dalam.
Apa
itu game?pertanyaan ini jelas bisa dijawab oleh semua orang. Mulai dari
anak-anak, remaja, hingga dewasa, siapa yang tidak kenal dengan game. Game
merupakan fenomena tersendiri di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Game telah
merambah di semua lapisan masyarakat, tidak memandang usia, status sosial,
maupun ekonomi, semua pasti pernah memainkannya bahkan di beberapa artikel yang
pernah kubaca Indonesia merupakan pasar
game online yang paling potensial se Asia Tenggara. Tapi yang akan
kutulis disini adalah game secara keseluruhan, entah itu game online, PC, game
besar maupun kecil dan aku akan bersikap netral, karena aku bukanlah pecinta
game dan aku juga bukan pembenci game, aku pun punya game favorit seperti
counter strike, NFS Underground dan Most Wanted.
Kita
tahu semakin hari semakin gila saja para gamers merajalela di negeri ini, dan
rata-rata adalah usia Sekolah dasar sampai anak-anak SMA. Bagi yang dirumah
tidak ada fasilitas bermain game, mereka akan pergi ke warnet yang menyediakan
berbagai layanan game online, apalagi warnet-warnet jaman sekarang sudah
merambah sampai ke desa-desa. Lalu salahkah para pelajar yang suka bermain
game? Menurutku tidak karena pelajar juga manusia, mereka butuh istirahat
setelah seharian menerima berbagai macam pelajaran yang ada di sekolah.
Ditambah lagi dengan system pendidikan yang kurang mendukung dan kurang bisa
menggali potensi diri para siswa. Saking banyaknya para remaja yang gila
bermain game, akupun jadi malas untuk pergi ke warnet, jika suatu ketika aku
membutuhkan koneksi internet yang bagus (maklum koneksi internet di rumah
sedikit lola) aku harus memilih waktu yang tepat agar tidak berbarengan dengan
kepulangan para pelajar, kenapa? Karena akan berisik sekali bersamaan dengan
pelajar apalagi pelajar SD,bisa-bisa apa yang aku butuhkan tidak bisa selesai.
Tidak
usah panjang lebar, game memang memiliki dampak positif dan juga negative,
diantara dampak positifnya adalah terhibur, melatih motorik halus, meningkatkan
konsentrasi , peka terhadap lingkungan sekitar. Sedangkan dampak negatifnya
diantaranya kecanduan, menimbulkan perilaku agresif mudah marah, berbohong,
menimbulkan ketegangan syaraf. Yang menjadi masalah disini adalah begitu banyaknya
para pelajar yang tidak bisa mengontrol
keinginan bermain game mereka, sehingga dampak positif dari bermain game
pun tidak bisa dirasakan lagi. Bahkan
ada sebagian lagi yang sama sekali tidak memikirkan bagaimana masa depannya
kelak, mereka tidak pernah meluangkan waktu untuk belajar, bahkan ada yang
sampai lupa beribadah gara-gara bermain game. Kondisi seperti ini tentu membuat
orang tua pusing, saya sendiri sebagai kakak juga mengalaminya. Semua artikel tentang bagaimana mengatasi anak
yang kecanduan game telah dicoba, tapi tetap saja belum ada hasilnya. Pernah
suatu ketika saya mendapatkan sebuah artikel bahwa Korea Selatan akan
memberikan aturan tentang pembatasan waktu bagi para gamers, kemudian Vietnam
akan melakukan penutupan situs game online, lalu kira-kira perlukah Negara kita
tercinta juga membuat aturan untuk para gamers? Sepertinya memang perlu,
mengingat generasi muda sekarang ini banyak yang telah menjadi pecandu game.
Mungkin tidak harus menutup tapi hanya sebatas mengatur jam bermain game, dan
memperbanyak game-game yang bersifat edukatif serta membatasi game-game yang
bersifat kekerasan,memang hal ini dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak,
tidak hanya sebatas pengawasan dari orang
tua, tapi juga pihak sekolah, lingkungan masyarakat, pihak warnet, dan
pemerintah dalam mengatasi masalah ini. Jangan sampai hal ini dianggap sepele
sehingga menjadikan generasi muda di Indonesia menjadi generasi yang
dibayang-bayangi imajinasi semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar